Pengerjaan Jembatan di Lokasi Longsor Pilanjau Dimulai, Akses Tanjung Redeb–Biduk-Biduk Segera Pulih

Pengerjaan Jembatan di Lokasi Longsor Pilanjau Dimulai, Akses Tanjung Redeb–Biduk-Biduk Segera Pulih

Nasional63 Dilihat

Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Aktivis.co.id) — Pengerjaan jembatan dan pembersihan material longsor di jalur poros provinsi yang menghubungkan Tanjung Redeb, Talisayan, dan Biduk-Biduk resmi dimulai pada Senin (6/5/2025), menyusul terputusnya akses akibat longsor yang terjadi dua hari sebelumnya.

Peristiwa longsor terjadi pada Sabtu malam (4/5/2025) di wilayah Pilanjau, Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau. Curah hujan tinggi menyebabkan badan jalan anjlok, memutus total akses jalan dan melumpuhkan arus lalu lintas serta distribusi logistik antarkecamatan.

Sebagai langkah tanggap darurat, Polsek Tabalar bersama sekitar 30 warga Kampung Pilanjau membangun jembatan darurat dari batang pohon dan kayu pada Minggu pagi (5/5/2025).

Walau Jembatan tersebut hanya dapat dilalui oleh kendaraan roda dua dan pejalan kaki,dengan upaya yang dipimpin langsung oleh Kapolsek Tabalar, AKP Suradi, S.H., dibantu empat personel akhirnya dapat mengurangi antrian kendaraan roda dari dua sisi jalur tersebut.

“Pembangunan jembatan darurat adalah langkah awal hingga alat berat dari pemerintah telah tibah di lokasi longsor. Kami berusaha menjaga aksesibilitas warga sebisa mungkin,” ujar AKP Suradi.

Hingga pada senin sore pukul 16.00 WITA,alat berat dari pemerintah provinsi Kalimantan Timur melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR)
dengan mengerahkan satu unit excavator untuk membersihkan tanah longsor.

Dengan saling kordinasi dengan berbagai pihak terkait hingga pengerjaan gorong-gorong permanen untuk jembatan penghubung menjadi solusi.

Anggota polsek Tabalar juga telah memasang garis pengaman (septi line), mengatur arus lalu lintas secara manual, serta mengirimkan laporan situasi berkala kepada pimpinan untuk percepatan koordinasi lintas instasi, mengingat titik longsor berada di jalur strategis yang menghubungkan ibu kota kabupaten Berau dengan wilayah pesisir selatan.

Diketahui,jalur ini menjadi nadi transportasi warga, distribusi bahan pangan, BBM, dan hasil pertanian. Terputusnya akses ini menyebabkan antrean kendaraan mengular dan aktivitas warga terganggu.

Masyarakat berharap proses pembangunan jembatan ini dapat segera dituntaskan hingga malam ini dan konektivitas antarkawasan ini kembali normal.

(Teguh S.H)

.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *