Studi Ungkap Risiko Virus Influenza pada Susu Mentah yang Tidak Dipasteurisasi

Nasional38 Dilihat

JAKARTA (AKTIVIS.CO.ID) – Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa susu mentah dapat terkontaminasi virus influenza dari sapi, yang tetap menular meskipun didinginkan hingga lima hari.

“Penelitian ini menyoroti potensi risiko penularan flu burung melalui konsumsi susu mentah dan pentingnya pasteurisasi,” ujar Alexandria Boehm, penulis senior studi, seperti dilansir dari Hindustan Times, Minggu.

Tidak seperti susu yang dipasteurisasi, susu mentah tidak melalui proses pemanasan untuk membunuh patogen yang dapat membahayakan kesehatan. Walaupun pendukung susu mentah mengklaim produk ini lebih kaya nutrisi, enzim, dan probiotik yang baik bagi kekebalan tubuh serta pencernaan, penelitian menunjukkan bahwa risiko kesehatannya signifikan.

baca juga : Wamendikdasmen: Joyful Learning Kunci Pembelajaran Efektif dan Inklusif

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), susu mentah telah dikaitkan dengan lebih dari 200 wabah penyakit. Kuman seperti E. coli dan Salmonella sering ditemukan pada susu mentah dan dapat menjadi ancaman serius, terutama bagi anak-anak, lansia, wanita hamil, serta mereka yang memiliki sistem imun lemah.

Penulis utama studi, Mengyang Zhang, menyebut bahwa virus influenza yang bertahan dalam susu mentah selama berhari-hari mengindikasikan jalur baru penularan patogen.

“Virus ini dapat mencemari permukaan dan bahan lain di fasilitas peternakan sapi perah, meningkatkan risiko bagi manusia dan hewan,” jelas Zhang.

baca juga : TNI Dikerahkan untuk Pengamanan Natal dan Tahun Baru

Proses pasteurisasi terbukti mampu menghancurkan virus influenza yang menular dalam susu, sekaligus mengurangi RNA virus hingga 90 persen. Namun, RNA virus tersebut tidak sepenuhnya hilang meskipun telah dipasteurisasi.

Peneliti Alessandro Zulli menambahkan bahwa ketahanan RNA virus dalam susu mentah maupun susu pasteurisasi dapat memengaruhi sistem pengawasan lingkungan dan keamanan pangan. “Temuan ini menggarisbawahi perlunya pemantauan yang lebih baik, terutama karena flu burung terus menyebar di antara ternak,” ujarnya.

Deteksi flu burung pada sapi baru-baru ini semakin meningkatkan kekhawatiran terhadap kemungkinan penyebarannya melalui susu atau produk susu lain. Penelitian ini menegaskan pentingnya edukasi masyarakat untuk mengonsumsi susu yang telah dipasteurisasi guna mengurangi risiko kesehatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *