SELATPANJANG – Masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) seiring datangnya musim penghujan. Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti, Muhammad Fahri, SKM, memprediksi kasus DBD pada awal tahun 2025 berpotensi meningkat akibat pengaruh cuaca.
Hingga Januari 2025, Dinas Kesehatan mencatat lima kasus DBD yang tersebar di dua wilayah, yakni empat kasus di Selatpanjang Timur dan satu kasus di Desa Alahair. “Pada tahun 2024, sepanjang Januari hingga Desember tercatat 31 kasus. Tahun ini kami perkirakan ada potensi peningkatan, sehingga kewaspadaan perlu ditingkatkan,” ujar Fahri, Rabu (22/1/2025).
Fahri menegaskan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah berkembangnya nyamuk Aedes aegypti, penyebab DBD. Ia meminta masyarakat untuk lebih giat melakukan upaya pencegahan, terutama di musim penghujan.
“Semua pasien DBD yang dirawat di RSUD Kepulauan Meranti dinyatakan sembuh, dan hingga saat ini tidak ada laporan korban meninggal dunia,” jelas Fahri.
Ia menjelaskan bahwa salah satu faktor utama penyebaran DBD adalah lingkungan yang tidak bersih, yang menjadi tempat ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak. Untuk itu, masyarakat diimbau melaksanakan langkah 3M (menguras, menutup, dan mengubur) secara rutin.
“Langkah 3M harus diterapkan secara disiplin. Selain itu, kerja sama semua pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat, sangat penting untuk memutus rantai penyebaran DBD,” tutup Fahri.
Dengan langkah pencegahan yang intensif, diharapkan kasus DBD di Kabupaten Kepulauan Meranti dapat diminimalkan, dan masyarakat tetap sehat selama musim penghujan.