Aktivis.co.id,Berau,Kaltim -Ketua lembaga adat suku Bajau mengkritisi kebijakan yang di lakukan saat musyawarah penetapan pemangku Adat Kesultanan Gunung Tabur yang dilaksanakan di rumah Museum Keraton Gunung Tabur,Sabtu pagi (10/08/24)
Musyawarah yang di laksanakan oleh kerabat Kesultanan gunung Tabur dalam hal ini banyak menuai kritikan
Menurut Rory Syahrizal,ketua Adat Suku bajau, ia melihat dan menyaksikan langsung proses penetapan pemangku adat Kesultanan Gunung tabur hingga selesai yang menurutnya tidak sesuai prosedur tatanan Kesultanan,
berikut penjelasannya.
Pertama : Tidak membacakan silsilah kesultanan Siranuddin pada acara tersebut, padahal melalui pembacaan silsilah itu sudah diketahui siapa yang semestinya duduk sebagai pemangku kesultanan besar berdasarkan silsilah tua.
Kedua : Beberapa kerabat Workout/ keluar dari ruangan tersebut, yakni permaisuri istri mendiang Sultan adji Bahrul Hadi dan putranya aji Awang Idris,namun acara tersebut tetap dilanjutkan oleh pimpinan rapat yang seharusnya diskors atau ditunda sebab acara sudah tidak kondusif
ketiga : Seharusnya musyawarah rapat kerabat tersebut dipimpin dan diatur langsung oleh Dewan Adat Kesultanan gunung tabur,sesuai jalan musyawarahnya berdasarkan tatanan Kesultanan gunung tabur.
keempat: Salasatu Aparat yang di undang untuk mewakili institusi di wilayah gunung tabur dan beberapa undangan lainnya yang hadir bahkan dipersilahkan keluar ruangan, padahal telah duduk di tempat yang sudah disediakan.
kelima : Pada acara tersebut terlihat 16 orang kerabat keraton mengantongi masing-masing kertas putih kecil untuk menuliskan nama calon masing-masing setelah itu kertas tersebut dimasukkan ke dalam guci tembaga hiasan keraton sebagai prosedur acara pemilihan pemangku Adat Kesultanan.Hal inilah kemudian dinilai Rory musyawarah tersebut sudah mengarah seperti ke pemilihan Birokrasi pemerintahan.
“Seperti warga yang sedang memilih ketua rt-nya, yang mana ini telah keluar dari prosedur tatanan Kesultanan sementara dalam hal ini konteksnya adalah penetapan pemangku adat Kesultanan gunung tabur bukan pemilihan pemangku adat Kesultanan gunung tabur”Terang Rory
Rory juga menyatakan bahwa di dalam ruangan musyawarah tersebut terlihat tidak memberikan kenyamanan satu sama lain dalam prosedural acara yang berlangsung.
“Sangat tidak nyaman, bahkan alasan moderator bahwa musyawarah ini adalah musyawarah kerabat saja”Terang Rory kepada media ini.
“Saya ketua adat Bajau dalam ini meminta kepada Dewan Adat Kesultanan gunung tabur jika ini dirubah menjadi pemilihan dan tidak berdasarkan silsilah maka kami meminta dilakukan pemilihan ulang”.Kata Rory
“kami masyarakat adat bajau berhak memilih pemangku adat Kesultanan gunung tabur,kerena Suku bajau berada di wilayah Kesultanan gunung tabur”. Lanjut Rory
Rory juga menyatakan dirinya sangat terharu dan kecewa dengan berjalannya acara tersebut karena sudah tidak mengikuti tatanan Kesultanan.
“Banyak yang kecewa,jika ini dibiarkan ke depannya akan merugikan para kerabat Kesultanan, artinya dengan konteks pemilihan seperti ini siapapun dapat menjadi pemangku adat Kesultanan karena hanya berdasarkan warga Berau bukan dari silsilah”.Tutup Rory
(Teguh S)