Panen Sawi di Lapas Rumbai, Langkah Nyata Pemberdayaan Warga Binaan

Aktual Polisi23 Dilihat

Pekanbaru, Aktivis.co.id – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIB Rumbai, Pekanbaru, menggelar panen raya tanaman sawi yang dikelola langsung oleh para warga binaan pada Jumat (31/1/2025). Program ini menjadi bagian dari upaya Lapas dalam membekali penghuni dengan keterampilan pertanian sekaligus memperkuat ketahanan pangan di dalam lingkungan lapas.

Pelatihan Pertanian untuk Bekal Masa Depan

Pelaksana Tugas Kepala Lapas Narkotika Kelas IIB Rumbai, Agus Pritiatno, mengungkapkan bahwa program ini bertujuan lebih dari sekadar memenuhi kebutuhan pangan internal. Dengan keterampilan bercocok tanam yang diberikan, warga binaan diharapkan memiliki bekal yang bermanfaat setelah mereka kembali ke masyarakat.

“Melalui kegiatan ini, para warga binaan bisa belajar mengelola tanaman secara mandiri. Ilmu yang mereka dapatkan dapat dijadikan sebagai bekal untuk kehidupan yang lebih baik setelah bebas nanti,” ujar Agus, Jumat (31/1/2025).

Hasil panen ini tidak hanya digunakan untuk konsumsi di dalam lapas, tetapi juga didistribusikan kepada keluarga warga binaan. Hal ini menjadi wujud nyata dari program pembinaan yang tidak hanya berorientasi pada individu, tetapi juga mendukung kesejahteraan keluarga mereka.

Dedikasi Warga Binaan, Hasil Panen Memuaskan

Panen sawi kali ini merupakan hasil dari kerja keras para warga binaan yang telah mendapatkan bimbingan dari petugas lapas serta pihak terkait. Dengan pendampingan yang intensif, mereka mampu menghasilkan produk pertanian yang berkualitas.

Joko, salah seorang warga binaan yang terlibat dalam program ini, mengaku bangga dengan pencapaiannya. “Dulu saya sama sekali tidak tahu cara bercocok tanam. Tapi setelah mengikuti pelatihan, saya jadi paham bagaimana merawat tanaman hingga panen. Ini pengalaman berharga bagi saya,” ungkapnya.

Harapan untuk Masa Depan

Program pertanian di Lapas Rumbai diharapkan bisa menjadi contoh bagi lembaga pemasyarakatan lainnya dalam membangun sistem pembinaan yang lebih produktif dan berorientasi pada kemandirian warga binaan. Dengan adanya keterampilan yang mereka peroleh, diharapkan para penghuni lapas dapat lebih siap dalam menghadapi kehidupan setelah bebas dan memiliki peluang baru dalam dunia kerja.

Langkah ini menjadi bukti bahwa pembinaan di dalam lapas tidak hanya sekadar hukuman, tetapi juga bagian dari proses rehabilitasi dan persiapan untuk kembali ke masyarakat dengan lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *