Tokoh Senior Golkar mulai angkat bicara : Airlangga Hartarto Mundur, Apa yang sebenarnya Terjadi?

Berita, Politik102 Dilihat

Pekanbaru, Aktual.co.id – Keputusan Airlangga Hartarto untuk mundur dari kursi Ketua Umum Partai Golkar menimbulkan kegaduhan di berbagai kalangan. Berbagai spekulasi mulai beredar di kalangan umum, tak luput pula komentar dari tokoh-tokoh senior partai yang turut “membumbui” spekulasi terkait peristiwa ini. Pertanyaan yang banyak tentunya sering muncul adalah: apa yang sebenarnya terjadi di balik keputusan tiba-tiba ini?

Mantan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Indonesia, Jusuf Kalla, yang juga merupakan salah satu tokoh senior Partai Golkar, mengatakan bahwa pengunduran diri Airlangga bukan disebabkan oleh dinamika internal partai seperti yang ramai diberitakan. Menurutnya, ada tekanan yang mempengaruhi Airlangga Hartarto untuk mengambil keputusan tersebut.

“Pasti ada tekanan lebih kuat (terkait mundurnya Airlangga) karena kalau dari unsur internal, saya yakin tidak ada (tekanan ke Airlangga) karena semua sudah setuju (Munas) Desember,” katanya tanpa menyebutkan tekanan seperti apa yang atau dari siapa, seperti yang dikutip dari program Metro Hari Ini di YouTube Metro TV, Minggu (11/8/2024).

Jusuf Kalla juga mempertanyakan terkait Munaslub yang akan diadakan pada hari Selasa, 13 Agustus 2023. “Ya pertanyaannya siapa yang minta majukan? Karena keputusannya Munas akan diadakan di bulan Desember,” lanjutnya dalam acara yang sama.

Senada dengan Kalla, Ketua Dewan Penasehat Partai Golkar, Luhut Binsar Pandjaitan, memperingatkan dengan tegas bahwa Partai Golkar jangan sampai diintervensi oleh pihak luar. Luhut menyatakan bahwa Golkar adalah partai besar yang harus tetap independen dalam menentukan arah politiknya. “Jangan sampai Golkar ini diatur-atur orang luar, biarlah Golkar itu menentukan jalannya sendiri,” tegasnya.

Lebih lanjut lagi, pernyataan Luhut turut mengamini pernyataan Jusuf Kalla. “Golkar itu akan ada Munas sesuai dengan aturan Munas yang lalu, ya kita tunggu aja Munas di Desember tahun ini,” lanjutnya.

Dengan kosongnya posisi kursi Ketua Umum, pertanyaan akan siapa yang akan melanjutkan tampuk kepemimpinan Partai Golkar terus berlangsung. Beberapa nama muncul sebagai calon kandidat. Namun satu hal yang pasti, dengan berbagai spekulasi yang ada, dipastikan Munas Golkar akan menjadi ajang pertarungan politik yang hampir sama panasnya dengan pilpres itu sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *