Dauroh Ilmiah Universitas Islam Riau : Memahami Hakikat Ahlu Sunnah wal Jama’ah dan Cara Membelanya

Berita69 Dilihat

Pekanbaru, (Aktivis.co.id) – Dalam rangka memperdalam pemahaman tentang Ahlu Sunnah wal Jama’ah, pengurus Masjid Al Munawwaroh Universitas Islam Riau (UIR) menggelar Dauroh Ilmiah bertajuk Hakikat Ahlu Sunnah wal Jama’ah dan Cara Membelanya pada Kamis, 14 Sya’ban 1446 Hijriah atau bertepatan dengan 13 Februari 2025.

Acara yang berlangsung di dalam ruang utama masjid ini disambut antusias oleh Civitas Akademika UIR, yang terdiri dari dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, hingga masyarakat umum. Kegiatan ini menghadirkan Habib Muhammad bin Haidar Syahabia, pendiri dan pimpinan Majelis Baitul Habib Wada’wah, sebagai pemateri utama.

“Seharusnya yang mengisi materi pada pagi ini adalah Syekh Umar bin Husein Al Khatib, seorang Cendekiawan Islam serta Guru Besar dan Anggota Komite Fatwa di Institut Ilmu Pengetahuan Islam Darul Mustofa, Tarim, Yaman. Namun, karena suatu hal beliau berhalangan hadir, sehingga saya diberikan amanah untuk menggantikannya,” ujar Habib Muhammad bin Haidar Syahabia dalam pembukaannya.

baca juga Edukasi Era Digital: Tim Universitas Islam Riau Gelar Penyuluhan Hukum Digital Contractual di SMK Pekanbaru

Memahami Hakikat Ahlu Sunnah wal Jama’ah

Dalam pemaparannya, Habib Muhammad menjelaskan bahwa Ahlu Sunnah berarti menjalankan perbuatan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, sehingga siapa pun yang mengikutinya akan mendapatkan pahala. Sementara itu, wal Jama’ah merujuk pada kelompok ahli tafsir, ahli hadis, dan ahli fiqih yang berpegang teguh pada ajaran Islam.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Ahlu Sunnah wal Jama’ah terbentuk dari empat mazhab utama yang telah disepakati oleh para ulama, yakni:

  1. Mazhab Hanafi
  2. Mazhab Maliki
  3. Mazhab Syafii
  4. Mazhab Hambali

“Keempat mazhab ini berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Perbedaan yang ada di antara mereka lebih disebabkan oleh faktor lingkungan, tempat lahir, serta wilayah berkembangnya mazhab tersebut,” jelasnya.

Ciri-ciri Ahlu Sunnah wal Jama’ah

Habib Muhammad juga menguraikan empat ciri utama Ahlu Sunnah wal Jama’ah, yaitu:

  1. Memelihara keutuhan umat sesuai dengan syariat Islam.
  2. Bersikap tasamuh atau menghargai sesama, baik muslim maupun non-muslim, tanpa menzalimi perbedaan.
  3. Bersikap tawassuth atau berada di tengah-tengah, tidak ekstrem ke kanan maupun ke kiri.
  4. Bersikap i’tidal atau tegak lurus dalam membela agama Allah dengan menegakkan kebenaran dan keadilan.

Ciri-ciri ini sejalan dengan ketentuan yang banyak dijelaskan dalam Al-Qur’an, seperti dalam QS. Al-Baqarah ayat 143, QS. Al-Hadid ayat 25, dan QS. Al-Maidah ayat 8.

Menjadi Manusia yang Bermanfaat

Di akhir sesi, Habib Muhammad bin Haidar Syahabia mengingatkan peserta bahwa seorang muslim yang baik adalah mereka yang selalu berusaha menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama. Hal ini dapat dicapai dengan:

  • Menjalankan perintah Allah
  • Menjauhi larangan-Nya
  • Mengikuti sunnah Rasulullah SAW

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh Civitas Akademika UIR yang telah meluangkan waktunya untuk hadir dalam kegiatan ini meskipun di tengah kesibukan mereka.

“Semoga Allah senantiasa menjaga kesehatan kita, melindungi kita dalam keberkahan bulan Sya’ban, dan mempertemukan kita di bulan suci Ramadhan,” tutupnya.

Acara ditutup dengan doa bersama, menandai berakhirnya Dauroh Ilmiah yang penuh dengan ilmu dan keberkahan.**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *