Berau, Kalimantan Timur (Aktivis.co.id) – Kekhawatiran warga RT 24, Kelurahan Teluk Bayur, kembali mencuat seiring meningkatnya curah hujan di wilayah tersebut. Pasalnya, lubang bekas tambang batu bara milik PT Bara Jaya Utama (BJU) yang dibiarkan terbuka dan tidak direklamasi kerap meluap dan mengalir ke lingkungan warga sekitar.
Lubang yang terbentuk dari aktivitas tambang itu memiliki kedalaman sekitar 20 meter dan terletak hanya beberapa ratus meter dari rumah warga. Saat hujan deras mengguyur,jika tidak di tangani bisa menyebabkan banjir kecil.
“Kalau hujannya lama, air dari lubang itu bisa meluap sampai ke jalan bahkan masuk halaman rumah. Ini sudah sering terjadi,” tutur salah satu warga kompleks, Sabtu (10/5/2025), saat ditemui awak media. Ia memilih tidak disebutkan namanya.
Selama bertahun-tahun, warga hanya bisa melakukan penanganan darurat. Salah satu inisiatif warga adalah membuat parit sederhana untuk mengalirkan air ke saluran terbuka. Namun, solusi ini bersifat sementara dan tidak cukup menanggulangi risiko banjir yang terus menghantui.
“Lubang itu seperti jebakan maut. Kalau tidak segera ditangani, bisa saja suatu saat menjadi bencana,” ujar warga lainnya dengan nada prihatin.
Warga menilai PT BJU telah lalai dalam memenuhi kewajiban reklamasi lubang tambang yang mereka tinggalkan. Mereka mendesak agar pemerintah turun tangan dan memaksa perusahaan bertindak sebelum situasinya memburuk.
Kondisi ini semakin memperburuk rasa aman masyarakat. Banyak dari mereka enggan angkat suara karena takut.
“Kami tidak minta banyak, hanya ingin lingkungan kami aman. Jangan terus-terusan dibayangi banjir dari lubang tambang itu,” ungkap seorang ibu rumah tangga yang enggan disebutkan namanya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak terkait belum memberikan tanggapan resmi atas keluhan warga.***
( Ismail )
