“MAY DAY, Hari Buruh Sedunia: Dari Tugu Cinta Damai, Rakyat Kecil Kaltara Bersatu dalam Orasi Mimbar Bebas”

"MAY DAY, Hari Buruh Sedunia: Dari Tugu Cinta Damai, Rakyat Kecil Kaltara Bersatu dalam Orasi Mimbar Bebas"

Nasional40 Dilihat

Tanjung Selor.Kaltara(Aktivis.co.id) – Dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day 2025, Forum Intelektual Kaltara (FIKR) menginisiasi aksi mimbar bebas di Tugu Cinta Damai, Tanjung Selor, Kalimantan Utara, pada Kamis, 1 Mei 2025.

Rencana Aksi tersebut telah mengusung tema Kolaborasi Rakyat Kecil, yang melibatkan buruh, petani, nelayan, mahasiswa, komunitas adat, rakyat miskin kota, hingga kelompok tertindas lainnya.

Sebanyak 35 komunitas, organisasi, dan tokoh masyarakat telah bergabung dalam inisiatif ini. Mereka menyatakan dukungan melalui penyusunan petisi bersama yang rencananya akan dibacakan dalam aksi tersebut.

“Ini bukan hanya soal buruh, ini soal rakyat kecil yang selama ini merasa tidak didengar. Kami bersatu, menyuarakan keadilan,” kata Ketua FIKR, dalam keterangan pers, Senin (28/4).

Mimbar bebas akan diisi orasi dari perwakilan organisasi, serta ekspresi seni seperti pembacaan puisi. Hingga saat ini, telah terkumpul 45 petisi dari berbagai kelompok, dengan isu mulai dari penghapusan insentif guru, pembangunan jalan ke Peso, hingga perlindungan hak masyarakat adat. Jumlah tersebut masih berpotensi bertambah seiring antusiasme organisasi yang terus bergabung.

Pemilihan Tugu Cinta Damai sebagai lokasi bukan tanpa alasan. Tempat ini memiliki nilai historis sebagai simbol perdamaian antarkelompok di masa lalu, dan kini menjadi ruang publik yang representatif.

“Kami ingin menunjukkan bahwa kolaborasi rakyat kecil adalah bentuk baru dari harapan dan persatuan. Lokasinya juga luas dan minim risiko mengganggu ketertiban umum,” ujar panitia pelaksana.

Pihak penyelenggara memilih format mimbar bebas ketimbang diskusi atau syukuran. Hal ini mengacu pada semangat sejarah May Day yang lahir dari aksi demonstrasi besar-besaran buruh di Chicago tahun 1886, yang menuntut jam kerja layak.

“Kami ingin kembali menghidupkan semangat itu, bahwa jalanan adalah tempat rakyat bersuara ketika ruang formal tertutup,” tegasnya.

Ketua FIKR menjelaskan bahwa kolaborasi ini adalah strategi membangun kekuatan rakyat di perbatasan demi mewujudkan keadilan sosial. “Dengan bersatu, suara kami lebih kuat. Kami ingin menunjukkan bahwa rakyat kecil bukan massa pasif.”

Menanggapi pertanyaan soal peran FIKR sebagai ormas dalam peringatan Hari Buruh, mereka menegaskan bahwa tidak ada larangan hukum yang menghalangi partisipasi masyarakat sipil. “Jika pemerintah dan pengusaha boleh merayakan kegiatan,tentunya Individu, kelompok masyarakat bahkan organisasi masyarakat juga boleh merayakan,” ujar perwakilan FIKR.

Selain itu,panitia telah mengirim surat pemberitahuan aksi ke Polda Kaltara sejak 22 April. Koordinasi sesuai regulasi terus dilakukan untuk menjaga aksi tetap damai dan kondusif.pihak kepolisianpun menyatakan akan mengawal dengan menurunkan personel pengamanan sesuai prosedur pengamanan aksi terbuka

Diketahui,pihak penyelenggara menyebutkan data pada BPS 2024, jumlah buruh di Kaltara mencapai sekitar 239 ribu orang, petani 59 ribu, nelayan 11 ribu, mahasiswa 12 ribu, dan warga miskin sekitar 41 ribu. Komunitas adat di wilayah ini diperkirakan mencapai 200 ribu jiwa. Secara total, sekitar 550 ribu orang atau 70% dari populasi Kaltara termasuk dalam kategori “rakyat kecil” yang akan diwakilkan suaranya di mimbar terbuka yang jatu pada 1 Mei 2025 di tugu cinta damai kota tanjung Selor.

“Bayangkan jika semua sadar haknya dan berani bersuara. Mereka tidak akan mudah disingkirkan,” kata seorang tokoh adat kepada media ini.

Pihaknya menyeruhkan bahwa tujuan pada Aksi ini adalah membangun kesadaran politik rakyat kecil. “Yang kami tuntut sederhana: keadilan dan kebebasan. Seperti kata Albert Camus, jika roti dan kebebasan direnggut, artinya hak dasar manusia telah diinjak,” tegas salah satu orator aksi yang dijadwalkan tampil.

Di akhir pernyataannya kepada media ini, juru bicara aksi Mayday 2025 menutup dengan sebuah kutipan dari Karl Marx yang menurutnya masih relevan hingga kini: “Kaum buruh tidak akan kehilangan apa-apa kecuali belenggu mereka. Mereka akan menguasai dunia. Kaum buruh sedunia, bersatulah!”

Kutipan tersebut, lanjutnya, bukan sekadar seruan sejarah, melainkan pengingat bahwa kekuatan sejati berada di tangan rakyat yang bersatu dan sadar akan hak-haknya.

Reporter: Teguh S.H

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *