PERSADAKU, Ormas Adat Membawa Harapan Baru di Kalimantan Utara

PERSADAKU, Ormas Adat Membawa Harapan Baru di Kalimantan Utara

Berita, Budaya99 Dilihat

(Aktivis.co.id)Tanjung Selor,Kalimantan Utara-bertempat di rumah warga di Jl. Raja Alam , Desa Malinau Kota, sejumlah tokoh masyarakat adat Kalimantan Utara resmi membentuk organisasi kemasyarakatan adat bernama Persatuan Adat Daerah Kalimantan Utara (PERSADAKU) dengan semboyan “Gerakan Satu Jiwa.”

Pertemuan yang dihadiri pejuang adat dari berbagai suku pedalaman (Kenyah, Lundayeh, Belusu, Kayan, Tahol, Tenggalan, Agabag, Abai, Merap, Punan, dan lainnya) serta suku pesisir (Bulungan dan Tidung) berlangsung partisipatif dan menghasilkan kesepakatan mendirikan organisasi dengan visi “Menjaga wilayah adat, kelestarian sejarah dan budaya masyarakat adat Kalimantan Utara.”Malinau, 13 September 2025

Misi PERSADAKU antara lain: melindungi masyarakat adat, meningkatkan kesejahteraan, mencerdaskan kehidupan, serta melaksanakan berbagai kegiatan pelestarian wilayah, sejarah, dan budaya.

Dalam rapat tersebut juga dipilih pengurus inti Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PERSADAKU secara aklamasi, dengan susunan sebagai berikut:

Ketua Umum: Mafri Edi Sumantri

Wakil Ketua I: Haris

Wakil Ketua II: Joko Supriyadi

Sekretaris Umum (Sekjen): Lato Agus Kristian

Wakil Sekjen I: Aris Wahyudi

Bendahara Umum: Getrin

Wakil Bendahara I: Riko Fernando

Kantor pusat DPP ditetapkan di Malinau, Kalimantan Utara. PERSADAKU menegaskan prinsip “Di mana kaki berpijak, di situ langit dijunjung” sebagai dasar perjuangan untuk mengutamakan kepentingan lokal, mengurangi ketergantungan pada pihak luar, dan memperkuat kemandirian organisasi.

Pembentukan PERSADAKU lahir dari keresahan bersama masyarakat adat yang merasa belum mendapat keadilan dalam pembangunan. Meski Kalimantan Utara kaya sumber daya alam dan warisan sejarah-budaya, masyarakat adat kerap menghadapi masalah agraria, kerusakan lingkungan akibat ekspansi korporasi, serta marginalisasi tenaga kerja dan pengusaha lokal.

PERSADAKU hadir dengan semangat Tri Sakti Bung Karno: berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam budaya. Organisasi ini juga menjadi kelanjutan sejarah perjuangan Persatuan Anak Daerah (PERSADA) yang sudah berdiri sejak tahun 1950-an sebagai wadah perlawanan masyarakat adat pasca bergabungnya Kesultanan Bulungan dengan NKRI.

“Para pendahulu telah meletakkan pondasi perjuangan, kini saatnya kita melanjutkannya hingga tuntas,” demikian ditegaskan dalam pernyataan hasil rapat.

Bagi masyarakat adat yang ingin bergabung, dapat menghubungi narahubung: 0853-4891-2951 (Joko).

 

 

Kontributor :Joko

Editor.          :Teguh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *