Kisah Azzahra Putri Santi berhasil kumpulkan 24 Juta Rupiah dalam 3 Hari untuk Renovasi Mushola di Ciwidey

Berita, Pendidikan36 Dilihat

Bandung, Aktivis.co.id – Azzahra Putri Santi, seorang pemudi berusia 22 tahun, kembali membuktikan bahwa semangat muda mampu menghadirkan perubahan nyata di masyarakat. Di usia yang masih sangat muda, Wawa—begitu sapaan akrabnya—telah menjabat sebagai Ketua Yayasan Seribu Satu Cita, sebuah lembaga sosial yang kini memiliki jangkauan hingga di empat provinsi di Indonesia, yaitu Riau, Sumatra Selatan, Jawa Barat, dan Yogyakarta.

Pada Agustus 2024 lalu, Wawa meluncurkan kampanye donasi secara online melalui platform Instagram pribadinya, @azzahraputrisanti, untuk membantu merenovasi sebuah mushola di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Mushola ini, selain menjadi tempat ibadah, juga difungsikan sebagai ruang belajar bagi anak-anak setempat, mengingat keterbatasan ruang kelas di sekolah-sekolah di wilayah tersebut.

Kampanye ini bermula dari sebuah insiden yang terjadi di mushola tersebut. Plafon mushola yang sudah rapuh tiba-tiba runtuh dan menimpa seorang siswa yang sedang belajar di sana. Beruntung, siswa tersebut tidak mengalami luka serius. Namun, peristiwa ini menggugah perhatian Wawa yang merasa terpanggil untuk segera bertindak.

“Kejadian itu sangat memprihatinkan. Tempat yang seharusnya menjadi ruang aman bagi anak-anak untuk belajar malah menjadi ancaman karena kondisinya yang sudah rusak. Kami tidak bisa tinggal diam,” ujar Wawa saat ditemui di sela-sela kegiatan renovasi mushola.

Dengan semangat yang tinggi, Wawa, bersama dua orang temannya, Sarah dan Volika, segera merencanakan kampanye penggalangan dana untuk renovasi mushola. Dalam waktu yang singkat, hanya tiga hari, mereka berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp24 juta dari para donatur yang tersebar di berbagai daerah.

Menggunakan media sosial sebagai platform utama, Wawa dan timnya menggugah perhatian warganet dengan postingan mengenai kondisi mushola yang rusak. Dengan pendekatan personal dan narasi yang kuat, Wawa mampu mengajak ratusan orang untuk berkontribusi dalam kampanye donasinya.

“Kami tidak menyangka bahwa respons dari masyarakat akan sebesar ini. Awalnya, target kami hanya Rp10 juta untuk perbaikan dasar. Namun, dalam tiga hari, jumlah donasi mencapai dua kali lipat dari yang kami perkirakan,” cerita Wawa.

Hasil donasi tersebut kemudian disalurkan melalui program “Aksi Cita Anak Negeri” Yayasan Seribu Satu Cita, wilayah kerja Jawa Barat, yang dilaksanakan pada 7 hingga 11 Agustus 2024. Program ini tidak hanya fokus pada renovasi mushola, tetapi juga melibatkan relawan dan warga setempat dalam proses pengerjaan.

Wawa tidak hanya mengumpulkan dana, ia juga terjun langsung ke lapangan, memimpin proses renovasi mushola bersama 25 relawan, masyarakat sekitar, serta anggota TNI dari Batalyon Infanteri 330 Nagreg. Keterlibatan TNI dalam proyek ini turut membantu mempercepat proses renovasi, terutama dalam hal logistik dan pengerjaan fisik.

Sosok Azzahra Putri Santi tidak asing dengan kegiatan sosial dan pendidikan. Dikenal sebagai pemudi yang ceria, ramah, dan penuh semangat, Wawa telah lama menunjukkan ketertarikannya pada dunia pendidikan, khususnya untuk anak-anak di daerah terpencil.

“Saya percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk memutus rantai kemiskinan dan membuka pintu kesempatan. Di tempat-tempat seperti Desa Lebak Muncang, akses terhadap pendidikan yang layak sering kali terbatas, dan kita perlu berbuat sesuatu untuk mengubah itu,” ungkap Wawa.

Sebagai Ketua Yayasan Seribu Satu Cita, Wawa telah terlibat dalam berbagai kegiatan pemberdayaan dan pendidikan di daerah-daerah pelosok Indonesia. Yayasan yang ia pimpin telah menginisiasi banyak program sosial yang berfokus pada pendidikan anak-anak dan pengembangan kapasitas generasi muda. Salah satu program andalannya adalah *Aksi Cita Anak Negeri*, yang telah dilaksanakan di berbagai wilayah kerja yayasan, termasuk di Jawa Barat.

Yayasan Seribu Satu Cita, yang berdiri sejak beberapa tahun lalu, telah berkembang menjadi salah satu lembaga sosial yang diakui di Indonesia, dengan fokus pada pendidikan, pemberdayaan, dan pengembangan komunitas. Hingga saat ini, yayasan tersebut telah beroperasi di empat provinsi, yaitu Riau, Sumatra Selatan, Jawa Barat, dan Yogyakarta.

Melalui berbagai program sosialnya, Yayasan Seribu Satu Cita berupaya membantu masyarakat yang kurang beruntung, terutama anak-anak, mendapatkan akses pendidikan yang lebih baik. Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk komunitas lokal dan relawan, yayasan ini terus tumbuh dan memperluas jangkauannya ke berbagai daerah di Indonesia.

Dengan renovasi mushola yang telah selesai, Wawa berharap anak-anak di Desa Lebak Muncang dapat belajar dengan tenang dan nyaman. “Ini baru langkah awal. Saya berharap ke depannya, lebih banyak lagi program yang bisa kita lakukan untuk membantu anak-anak dan komunitas lain yang membutuhkan,” kata Wawa dengan senyuman penuh semangat.

Kisah Azzahra Putri Santi adalah contoh nyata bagaimana satu tindakan kecil bisa membawa perubahan besar bagi masyarakat. Dengan semangat kepedulian dan gotong royong, Wawa telah menunjukkan bahwa siapapun, tidak peduli usia, bisa menjadi agen perubahan yang menginspirasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *