Menulis sebagai Terapi: Mengolah Emosi dan Memperkuat Resiliensi

Pendidikan40 Dilihat

Jakarta, (Aktivis.co.id) – Yayasan Nalar Naluri mengadakan diskusi laporan penelitian berjudul Writing is Healing, Writing is Protecting pada Kamis (27/2/2025). Dalam acara tersebut, Psikolog Klinis dari Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), Kurnia Mega, menegaskan bahwa menulis memiliki peran penting dalam membantu individu mengelola emosi serta memperkuat daya tahan mental.

“Menulis bukan sekadar sarana ekspresi, tetapi juga alat untuk membangun ketahanan diri dalam menghadapi berbagai tantangan hidup,” ujar Kurnia dalam keterangannya kepada RRI di Jakarta.

Sebagai seorang pakar dalam bidang Creative Art Therapy sejak 2015 yang memiliki sertifikasi dari Inggris, Kurnia menjelaskan bahwa terapi seni kreatif melibatkan berbagai metode, termasuk menggambar, membuat mandala, membentuk clay, hingga menulis jurnal. Menurutnya, metode-metode ini terbukti efektif dalam membantu individu memahami perasaan mereka dan menjaga kesehatan mental.

baca juga Dampak Psikologis, Saat Anak Dibesarkan Tanpa Sosok Ayah

“Di masa lalu, menulis dengan pena menjadi kebiasaan yang melatih ketahanan mental seseorang. Namun, dengan berkembangnya teknologi, kebiasaan ini perlahan mulai berkurang,” katanya.

Lebih lanjut, Kurnia menekankan bahwa menulis tidak hanya sebagai bentuk ekspresi, tetapi juga sebagai alat refleksi yang membantu seseorang memahami diri sendiri. “Ketika seseorang memiliki resiliensi yang kuat, ia akan lebih siap menghadapi berbagai rintangan dalam hidup,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga mendorong lebih banyak orang untuk membiasakan diri menulis sebagai bagian dari keseharian mereka. Menurutnya, kebiasaan menulis tidak hanya bermanfaat bagi individu secara pribadi, tetapi juga dapat berkontribusi pada kesehatan mental yang lebih baik di tingkat masyarakat luas.**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *