Jakarta, (Aktivis.co.id) – Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) melalui Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) bersama Kedutaan Besar Australia menggelar pertemuan High-Level Reflection Program INOVASI pada Jumat (14/2/2025). Kegiatan ini menjadi momen penting dalam mengevaluasi dan merefleksikan kerja sama strategis antara kedua negara dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dasar di Indonesia.
Program INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia) kini memasuki fase ketiga, menandai 12 tahun komitmen Australia dalam mendukung sektor pendidikan Indonesia melalui berbagai inisiatif transformasi kurikulum dan metode pembelajaran.
Kemenag Tekankan Moderasi Beragama dalam Pendidikan
Kepala BMBPSDM Kemenag, Prof. M. Ali Ramdhani, menyampaikan apresiasinya terhadap keberlanjutan program ini dan dampak positifnya bagi sistem pendidikan Indonesia.
“Dari sudut pandang kami, kerja sama dengan Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) dan organisasi kemasyarakatan telah memberikan manfaat besar bagi pendidikan di Indonesia. Kementerian Agama juga terus bersinergi dalam memperkuat program ini,” ujar Prof. Ali Ramdhani.
Selain itu, ia menyoroti tiga isu strategis utama dalam pengembangan pendidikan, yakni:
- Penguatan moderasi beragama dalam sistem pendidikan – Mendorong pemahaman keagamaan yang inklusif dan harmonis.
- Integrasi ekoteologi dalam kurikulum – Menanamkan kesadaran lingkungan berbasis nilai-nilai spiritual.
- Pengembangan kurikulum cinta berbasis kemanusiaan – Mengajarkan nilai kasih sayang dan menolak sikap kebencian terhadap perbedaan.
“Pendidikan harus membangun rasa cinta dan kebersamaan, bukan kebencian. Selain itu, kita juga harus memperkuat pesantren sebagai lembaga pendidikan yang berdaya,” tambahnya.
Pendidikan Berbasis Nilai Kemanusiaan dan Inklusivitas
Sekretaris BMBPSDM Prof. Ahmad Zainul Hamdi menegaskan pentingnya pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada aspek akademik, tetapi juga membentuk karakter dan perilaku sosial yang inklusif.
“Kurikulum yang kita bangun harus memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dan kehidupan harmonis. Seperti yang sering disampaikan oleh Pak Menteri, kita perlu menerapkan kurikulum cinta, yaitu pendidikan yang berlandaskan toleransi dan kemanusiaan,” ujar Prof. Ahmad.
Sementara itu, Program Manager Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Nieke Budiman, menjelaskan bahwa INOVASI selalu menyesuaikan strategi agar tetap relevan dengan kebutuhan pendidikan Indonesia.
“Sebagai program yang adaptif, INOVASI terus melakukan refleksi tahunan untuk memastikan efektivitas pendekatan dan strategi yang diterapkan,” ungkapnya.
Australia, Mitra Jangka Panjang dalam Pendidikan Indonesia
Kepala Pusat Strategi Kebijakan Pendidikan Agama dan Keagamaan BMBPSDM, Rohmat Mulyana Sapdi, menegaskan bahwa Australia merupakan negara yang paling konsisten dalam mendukung sektor pendidikan Indonesia melalui hibah pendidikan.
“Komitmen ini telah berlangsung hampir 12 tahun, dan fase ketiga INOVASI membuktikan keberlanjutan kerja sama ini dalam meningkatkan kualitas pendidikan dasar,” ujarnya.
Dari perspektif pengembangan sumber daya manusia, Mastuki, selaku Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi SDM Pendidikan dan Keagamaan, menambahkan bahwa INOVASI telah mendorong penerapan Kurikulum Merdeka Berbasis Komunitas di madrasah.
📌 Dampak nyata dalam dua tahun terakhir:
✅ 446 madrasah telah diintegrasikan dalam program ini.
✅ 16 Balai Diklat Keagamaan turut terlibat dalam percepatan implementasi.
✅ Personalized learning diterapkan, memungkinkan siswa berkembang sesuai kebutuhan mereka.
Integrasi Kurikulum Cinta dan Pendidikan Ramah Anak
Sebagai penutup, Program Director INOVASI, Mark Hayward, menegaskan bahwa pendekatan kurikulum cinta, pendidikan ramah anak, serta pembelajaran berbasis lingkungan memiliki potensi besar untuk membentuk model pendidikan unggul di madrasah.
“Kami melihat peluang besar dalam mengintegrasikan nilai-nilai kemanusiaan dan keberlanjutan lingkungan dalam sistem pendidikan di Indonesia. INOVASI akan terus mendukung kebijakan pendidikan yang inklusif dan berbasis kesejahteraan anak,” pungkasnya.
Dengan sinergi yang kuat antara Kemenag dan Kedutaan Besar Australia, transformasi pendidikan di Indonesia terus bergerak maju, menghadirkan sistem yang lebih inklusif, humanis, dan berorientasi pada masa depan.