Prediksi BMKG Ancaman La Nina dan Banjir di Bulan Agustus-Oktober

Prediksi BMKG Ancaman La Nina dan Banjir di Bulan Agustus-Oktober

Nasional420 Dilihat

Aktivis.co.id.Jakarta-Para ahli memprediksi fenomena La Nina semakin menggeliat pada Agustus. Pada saat yang sama, sejumlah wilayah Tanah Air berpotensi hujan dengan intensitas tinggi hingga bisa menyebabkan banjir di tengah musim kemarau.

La Nina merupakan fenomena iklim yang menyebabkan curah hujan di suatu kawasan turun secara berlebihan. Berlawanan dengan El Nino yang ditandai dengan suhu tinggi pada Samudera Pasifik di sekitar ekuator, La Nina ditandai dengan suhu yang rendah.

Lembaga Kelautan dan Atmosfer AS (NOAA) menyebut saat ini kondisi El Nino Southern Oscillation (ENSO), yang mencakup anomali iklim El Nino dan La Nina, dalam kondisi netral.

namun, “La Nina cenderung terjadi pada Agustus–Oktober (kemungkinan 70 persen) dan terus berlanjut,” kata lembaga.

BMKG Prediksi Jabodetabek Basah Lagi Minggu ini, Hujan Nyaris Merata
Potensi berkembangnya La Nina ini makin meningkat di akhir 2024 hingga awal 2025. “Kemungkinan 79 persen selama musim dingin 2024-2025.” tutup NOAA.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati sebelumnya mengungkap potensi kemarau basah terjadi pada tahun ini. Potensi kemarau basah ini imbas kemungkinan kemunculan La Nina di Indonesia.

“Kita belum menyimpulkan seperti itu Ada kecenderungan La Nina, meskipun lemah akan terjadi. Tapi itu bisa meleset karena datanya masih kurang, tapi ada tren ke sana,” ujar Dwikorita beberapa waktu lalu.

“Jadi kalau seandainya iya, berarti menjadi basah,” tambahnya

Daerah potensi hujan
BMKG, dalam Prakiraan Hujan Bulanan, mengungkap bahwa sejumlah wilayah di Indonesia masih berpotensi diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga sangat tinggi di tengah musim kemarau.

Daerah-daerah itu mayoritas berada Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua. Sementara, Pulau Jawa relatif kering dengan potensi curah hujan rendah.

Sebagian besar Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Lampung, sebagian kecil Jambi, sebagian kecil Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Selatan, mayoritas Sulawesi Tenggara, sebagian kecil Sulawesi Utara, sebagian kecil Papua Selatan.

Curah hujan menengah (100-300 mm)
Sebagian besar Aceh, sebagian besar Sumatera Utara, sebagian besar Sumatera Barat, sebagian besar Jambi, sebagian besar Bengkulu, sebagian kecil Banten, sebagian kecil Jakarta;

Sebagian besar Kalimantan Barat, sebagian besar Kalimantan Tengah, sebagian besar Kalimantan Utara, sebagian besar Kalimantan Timur, sebagian kecil Kalimantan Selatan;

Sebagian Sulawesi Utara, sebagian Gorontalo, sebagian besar Sulawesi Tengah, sebagian Sulawesi Barat, sebagian kecil Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian besar Maluku Utara, sebagian besar Maluku;

Sebagian besar Papua, sebagian besar Papua Pegunungan, sebagian kecil Papua Barat, sebagian besar Papua Tengah, sebagian Papua Selatan.

Curah hujan tinggi (300-500 mm)
Sebagian kecil Sumatera Utara, sebagian kecil Sumatera Barat, sebagian kecil Bengkulu, sebagian kecil Kalimantan Barat, sebagian kecil Papua Barat, sebagian kecil Papua Tengah.

Curah hujan sangat tinggi (>500 mm)
Sebagian besar Papua Barat, sebagian kecil Papua Tengah.

(Teguh S)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *