Cerita Warga Tangerang di Tengah Ancaman Abrasi yang Hantam Pesisir Jawa

Berita67 Dilihat

JAKARTA – Abrasi, atau pengikisan tanah pantai akibat gelombang dan arus laut, telah melanda pesisir Pulau Jawa sejak tahun 2000-an. Salah satu wilayah yang merasakan dampaknya adalah pesisir Kabupaten Tangerang, Banten, di mana banyak warga kehilangan lahan produktif akibat pengikisan pantai.

Rudianto (35), Ketua RT 06 Kejaron 11 di Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, menceritakan awal mula terjadinya abrasi di wilayahnya. Beberapa daratan yang dulunya dimanfaatkan warga kini telah berubah menjadi perairan.

“Dulu di sini ada empang yang memisahkan daratan dan lautan. Tapi sekarang empang itu terkikis dan berubah menjadi air,” ujar Rudianto, Sabtu (25/1/2025).

Menurutnya, sejak awal tahun 2000-an, air laut perlahan merangsek lebih jauh ke daratan, mengancam empang yang selama ini menjadi sumber penghidupan sebagian warga. Bahkan, hampir 1 kilometer daratan di sekitar pesisir kini telah berubah menjadi perairan.

“Empang yang dulunya jadi batas sudah hilang, sekarang kami harus membangun empang lebih jauh dari pantai untuk menghindari abrasi,” tambah Rudianto.

Abrasi ini tidak hanya menghancurkan lahan produktif, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran bagi warga yang harus membangun empang baru, dengan risiko diterjang gelombang laut.

Catatan Pemerintah Kabupaten Tangerang menunjukkan bahwa selama periode 1995-2015, lebih dari 579 hektare daratan hilang akibat abrasi. Salah satu penyebab utamanya adalah pembukaan lahan hutan mangrove untuk tambak, yang memperparah kerusakan lingkungan pesisir.

Waspada Banjir Rob hingga Akhir Januari

Selain abrasi, masyarakat pesisir diimbau untuk bersiap menghadapi ancaman banjir rob. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan tentang potensi banjir pesisir yang akan melanda hingga akhir Januari 2025.

“Kawasan pesisir utara DKI Jakarta diimbau untuk mengantisipasi dampak pasang maksimum air laut yang berpotensi menyebabkan banjir rob,” ujar Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji.

Tidak hanya Jakarta, wilayah pantai utara Kabupaten Tangerang juga diperkirakan akan terdampak banjir rob. Kepala BPBD Kabupaten Tangerang meminta masyarakat pesisir untuk tetap siaga dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.

“Dengan prediksi BMKG, musim penghujan 2025 ini masih akan membawa risiko banjir di wilayah pesisir utara. Kami mengimbau warga untuk tetap waspada,” tegasnya.

Pemerintah daerah didorong untuk meningkatkan upaya mitigasi terhadap abrasi dan banjir pesisir guna melindungi masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar pantai. Masyarakat juga diharapkan mendukung langkah-langkah pemerintah dalam menjaga lingkungan pesisir, seperti menanam kembali mangrove yang dapat mengurangi dampak abrasi.**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *