Kuantan Singingi, Aktivis.co.id — Upaya DPRD Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) untuk mengusut dugaan perambahan lahan di kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) Kecamatan Hulu Kuantan kembali menemui jalan buntu. Dalam rapat dengar pendapat (hearing) yang digelar Senin (3/2), sejumlah pihak yang dianggap bertanggung jawab justru mangkir.
Pihak yang tidak hadir termasuk Koperasi Guna Karya, PT Merauke, Dinas Perkebunan, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), serta kepala desa dari empat wilayah terdampak: Sumpu, Tanjung Medang, Sarosa, dan Pangkalan Indarung. Absennya mereka memicu kecurigaan adanya upaya untuk menyembunyikan fakta terkait perambahan lahan yang kini telah berubah menjadi perkebunan sawit skala besar.
“Ribuan hektare lahan sudah jadi kebun sawit, tapi pemiliknya tidak jelas. Kalau memang tak bertuan, ya kita babat saja,” ujar Ketua Komisi II DPRD Kuansing, Fedrios Gusni, dengan nada geram.
Alan, Ketua Yayasan Jaga Riau, mengecam absennya pihak-pihak terkait, menyebut hal ini sebagai penghinaan terhadap lembaga legislatif sekaligus indikasi adanya upaya menghindari tanggung jawab hukum.
“Ketidakhadiran mereka menunjukkan ada sesuatu yang disembunyikan. Kalau mereka tidak merasa bersalah, kenapa tidak hadir dan memberikan klarifikasi?” tegas Alan.
DPRD Kuansing juga mendapat desakan untuk mengambil langkah tegas dari Syafriadi, anggota Komisi II dari Partai PDIP. Ia menekankan pentingnya melarang seluruh pabrik kelapa sawit (PKS) di Kuansing menerima tandan buah segar (TBS) dari lahan yang diduga hasil perambahan HPT.
“Jjka masih ada PKS yang menerima TBS dari kawasan ini, berarti mereka ikut terlibat dalam kejahatan lingkungan,” ujar Syafriadi.
Kasus ini mempertegas lemahnya penegakan hukum di Kuansing yang kerap menjadi celah bagi praktik ilegal perambahan hutan. DPRD diharapkan tidak sekadar menjadi simbol tanpa kekuatan, tetapi berani menggunakan kewenangannya, termasuk memanggil paksa pihak-pihak yang terus mangkir.
Masyarakat kini menunggu apakah DPRD Kuansing mampu mengambil langkah konkret atau kembali terjebak dalam wacana tanpa hasil.