AKTIVIS.CO.ID – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Prof. Atip Latipulhayat, menekankan pentingnya penerapan metode pembelajaran “joyful learning” untuk menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan, terutama dalam mata pelajaran seperti matematika dan sains yang sering dianggap sulit.
“Matematika sering kali menjadi momok bagi siswa. Karena itu, diperlukan pendekatan yang lebih menarik dan mudah dipahami,” ujar Prof. Atip dalam keterangannya, Sabtu (14/12/2024). Ia menambahkan, pendekatan ini membutuhkan kolaborasi antara guru dan keluarga untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung.
baca juga : Dr. Teuku Afifuddin, S.Sn., M.Sn Sugesti Penonton Siswa Modal Bangsa Arun
Komitmen Mewujudkan Pendidikan Bermutu
Prof. Atip juga menegaskan komitmen Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk memastikan pendidikan yang bermutu dan inklusif bagi semua kalangan. Ia menekankan perlunya sinergi antara pemerintah, keluarga, dan masyarakat dalam membangun sistem pendidikan yang berdaya saing.
“Pendidikan tidak hanya soal bersekolah (schooling), tetapi tentang belajar (learning) yang berlangsung sepanjang hayat,” jelasnya. Ia menyoroti peran penting keluarga sebagai pilar utama pendidikan, dengan menanamkan kebiasaan baik yang akan membentuk karakter anak secara berkelanjutan.
baca juga : USTI Gelar Seminar Nasional Bertajuk Revitalisasi Budaya Melayu
Deklarasi Tujuh Kebiasaan Baik
Sebagai langkah konkret, Prof. Atip mengumumkan rencana deklarasi “Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” pada 27 Desember mendatang. Kebiasaan ini meliputi:
1. Bangun pagi
2. Beribadah
3. Berolahraga
4. Makan sehat dan bergizi
5. Gemar belajar
6. Bermasyarakat
7. Istirahat cukup
Menurutnya, kebiasaan ini harus dimulai dari keluarga sebagai institusi pendidikan pertama. “Langkah ini sangat penting untuk membentuk karakter anak sejak dini, guna menciptakan generasi yang tangguh dan berdaya saing di masa depan,” pungkas Prof. Atip.