Viral Pegawai PT Timah Tbk Diduga Hina Pengguna BPJS, Perusahaan Beri Respons Tegas

Berita15 Dilihat

Jakarta, Aktivis.co.id – Seorang pegawai PT Timah Tbk, Ghina Myzon Wenny, menjadi pusat perhatian publik setelah unggahan monolognya di media sosial menuai kontroversi. Dalam unggahan tersebut, ia diduga meremehkan pasien pengguna BPJS Kesehatan yang tengah mengantre layanan kesehatan, sembari mengklaim memiliki “jalur prioritas”. Kejadian ini pun memicu reaksi keras dari masyarakat.

PT Timah Tbk Sampaikan Permintaan Maaf

Menanggapi viralnya unggahan tersebut, PT Timah Tbk segera merilis pernyataan resmi melalui akun Instagram mereka. Dalam pernyataan itu, perusahaan menyampaikan permintaan maaf kepada pihak-pihak yang merasa terganggu dan menegaskan bahwa pernyataan pegawai tersebut tidak mencerminkan nilai serta budaya kerja perusahaan.

“Perusahaan menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh pihak yang merasa terganggu dengan aktivitas media sosial salah satu karyawan yang diduga menyebarkan informasi yang mendiskreditkan pihak tertentu,” tulis PT Timah dalam pernyataan resminya.

Komitmen PT Timah Tbk Terhadap BPJS Kesehatan

Selain permintaan maaf, PT Timah Tbk juga menegaskan bahwa fasilitas kesehatan bagi karyawannya tetap mengikuti regulasi BPJS Kesehatan tanpa ada perlakuan khusus.

“Fasilitas dan layanan kesehatan yang diterima karyawan PT Timah Tbk sebagai peserta BPJS Kesehatan sesuai dengan kelas kepesertaan masing-masing. Tidak ada perbedaan perlakuan,” jelas pernyataan tersebut.

Tindakan Tegas dan Evaluasi Internal

Tak hanya itu, PT Timah Tbk juga menegaskan bahwa pihaknya akan mengambil langkah sesuai dengan aturan yang berlaku terhadap pegawai yang bersangkutan.

“Terkait langkah-langkah yang akan ditempuh, PT Timah Tbk menegaskan bahwa akan menegakkan aturan yang berkaitan dengan kekaryawanan yang berlaku di perusahaan,” lanjut pernyataan mereka.

Sebagai bentuk evaluasi dan pencegahan kejadian serupa, PT Timah Tbk berkomitmen untuk meningkatkan edukasi serta internalisasi etika dalam bermedia sosial bagi seluruh karyawan. Kasus ini menjadi pengingat penting bagi perusahaan dan masyarakat tentang pentingnya menjaga etika digital dan menghargai sistem layanan kesehatan yang telah berlaku di Indonesia.

Pelajaran Berharga dalam Etika Digital

Kasus ini kembali menyoroti dampak besar media sosial dalam membentuk opini publik. Unggahan yang dianggap tidak sensitif dapat menimbulkan reaksi luas dan berpotensi merusak reputasi individu maupun institusi. Ke depan, diharapkan seluruh pihak dapat lebih bijak dalam menggunakan platform digital serta lebih menghargai sistem layanan kesehatan yang telah diatur oleh negara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *